Setelah menikah cukup lama, kadang masih juga terbersit pertanyaan, "apakah pasanganku benar-benar mencintaiku? apa yang membuatnya melamarku".
Dan setelah akhirnya pertanyaan itu terlontarkan, ternyata si dia selama ini juga punya pertanyaan yang sama, apakah aku benar-benar mencintainya, apa yang membuatku menerima lamarannya.
Dan hampir tiap tahun selalu terlontar pertanyaan itu meski hanya sekali. Dan jawabannya, dari waktu ke waktu selalu sama dan sebenarnya sudah cukup jelas. Dan entah mengapa kita juga masih menanyakannya lagi di tahun berikutnya. Dan entah mengapa, masih saja terbersit pertanyaan itu dalam benak kita, seolah kita tak mempercayai apa yang kita dengar, meskipun memang jawaban seperti itulah yang kita inginkan.
Sebegitu besarkah keraguan kita akan perasaan di antara kita. Ternyata kita masih begitu takut jika perasaan kita ini cuma bertepuk sebelah tangan. Ternyata kita sama-sama begitu tidak percaya diri. Padahal kita sudah sama-sama mendengar pengakuan kita, dan sudah mendengar bahwa jawaban itu adalah yang sejujur-jujurnya. Dan pikiran kita masih saja mencari jawaban yang sebenar-benarnya.
Lalu akhirnya, setelah berulang kali pertanyaan itu terlontar, kita membuat keputusan bersama, bahwa jawaban pertanyaan itu akan selalu sama dari waktu ke waktu, tak usah ditanyakan lagi.
Tinggal kita fokus pada karya kita untuk keluarga kecil kita. Terus berkembang bersama, memberikan yang terbaik yang kita bisa. Dan ingat-ingat selalu, jawaban atas pertanyaan itu akan selalu sama dari waktu ke waktu, tak perlu dipertanyakan lagi.
Terima kasih telah memberiku kasih sayang dan menerimaku apa adanya. Semoga aku juga seperti itu di matamu.
Minggu, 04 Februari 2018
tanda tanya besar
Langganan:
Postingan (Atom)