Penulis : Reza Rusandi
Penerbit : Madani Kreatif (Cetakan ke-4, Juli 2024)
Ketebalan : 258 halaman
Ukuran kertas : 11cm x 18cm
Saya tertarik membeli buku ini setelah beberapa kali melihat reels di instagram yang isinya penulis yang sedang membaca kutipan-kutipan dari buku ini. Tadinya saya kira ini buku kumpulan puisi, tetapi ternyata ini lebih ke novel refleksi dengan tema psikologi.
Buku ini dibuka dengan kisah seseorang yang bernama Jashter. Jashter berkali-kali bermimpi didatangi seorang kakek yang memintanya menemuinya di sebuah rumah di tengah hutan. Jashter pun mencari keberadaan orang itu di dunia nyata sesuai dengan petunjuk yang ada di dalam mimpinya, dan akhirnya ketemu. Tetapi ia berkali-kali ditolak oleh kakek tersebut karena dianggap belum siap.
Sampai akhirnya setelah ia siap, orang yang tinggal di rumah di tengah hutan itu memberitahunya bahwa kota tempat tinggalnya dalam bahaya karena Jashter. Lebih tepatnya, karena energi negatif yang dibawa Jashter. Energi negatif ini bisa menimbulkan bencana yang mengancam kota tempat tinggal Jashter. Energi negatif ini berasal dari emosi jiwa Jashter yang tidak pernah dirilis.
Bagian inti buku ini menceritakan perjalanan perilisan energi negatif dalam jiwa Jashter. Terbagi menjadi empat fase hidup, yaitu loneliness, falling, shame and rejection, dan separation.
"Lament" sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah "ratapan". Sesuai judulnya, inti buku ini adalah berisi ratapan-ratapan jiwa dari seseorang yang bernama Jashter ini. Ratapan dalam perjalanannya merilis energi negatif dalam jiwanya. Penulis mengungkapkan ratapan Jashter dalam bahasa yang menurut saya mudah dipahami, mengena, namun tetap estetis. Ratapan-ratapan Jashter ini menurut saya mewakili ratapan-ratapan yang mungkin terjadi dalam jiwa para pembaca. Sebab hampir setiap orang mengalami setidaknya salah satu fase dari keempat fase tadi. Loneliness, Falling, Shame and Rejection, atau Separation. Tiap fase ada ratapannya masing-masing, yang mungkin tiap orang akan mengalami salah satunya.
Ada satu hal yang menarik dari buku ini, bahwa di dalamnya penulis tidak menggunakan huruf kapital. Awal kalimat dan nama orang, semua menggunakan huruf kecil. Saya tidak tahu apa maksud penulis mendobrak tata kepenulisan dalam hal penggunaan huruf kapital ini.
Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk merampungkan membaca buku yang tergolong ukuran kecil ini, karena hampir tiap halaman ratapannya serasa membangkitkan jiwa saya yang jadi ingin meratap juga. 🤣
Setelah membaca buku ini saya jadi makin aware tentang pentingnya merilis energi negatif kita secara berkala, untuk menjaga kewarasan diri dalam menjalani hidup, dan agar energi negatif kita tidak melukai orang lain.
Sangat recommended untuk dibaca, klik link berikut untuk membelinya : beli buku Lament.
Selamat membaca.