Banyak hal terjadi dalam duabelas tahun itu, membuat kita harus beradaptasi, menyesuaikan diri dengan tiap kondisi. Tahun demi tahun berbagai peristiwa terjadi, mengubah persepsi adalah hal yang biasa dilakoni. Katanya hidup itu mesti dinamis. Bukankah nggak ada yang kekal di dunia ini? Konon yang kekal adalah perubahan itu sendiri.
Pernah kudengar, ada yang bilang bahwa pernikahan itu ujian terberatnya ada di tahun pertama. Ada juga yang bilang bahwa yang terberat itu di lima tahun pertama, bahkan ada yang bilang ujiannya ada di tiap tahun ganjil. Tetapi kenyataan yang kualami adalah, ujian itu bisa datang kapan saja, dimana saja.
Tiap tahun punya cerita dan ujiannya masing-masing. Level ujiannya pun berbeda-beda. Tuhan memang Maha Tahu berapa level kekuatanku. Kadang aku lulus ujian dengan mudahnya. Kadang aku lulus setelah melalui perjuangan penuh keringat dan airmata. Ada juga ujian yang aku nggak lulus, harus mengulang ujian yang sama, kadang sekali ulang bisa lulus, ada yang harus mengulang berkali-kali.
Apa kabar cinta setelah duabelas tahun ini? Apakah cinta itu selalu berkobar dengan membaranya seperti ketika bendera relasi pertama kali berkibar? Layaknya energi yang tak dapat dimusnahkan dan hanya bisa berubah bentuk, cintaku pun begitu. Dinamis, kita mendefinisikannya menyesuaikan kebutuhan di tiap ruang dan waktu yang dilalui. Tahun ini jelas definisi cinta kita sudah tak sama dengan definisinya dua belas tahun yang lalu. Bukahkah seharusnya memang begitu?
Dan berikut adalah sekelumit pemahaman yang saya peroleh selama 12 tahun menikah ini.
- Pasanganmu bukan malaikat. Dia manusia sepertimu yang sering berbuat salah juga. Pilahlah mana kesalahan yang masih bisa ditolerir, mana yang nggak, dan komunikasikan dengannya.
- Jika ingin terbebas dari rasa sakit hati, maka hilangkanlah kemelekatanmu pada pasanganmu. Bagaimana cara saling mencintai tanpa kemelekatan, ini mungkin perlu kamu pelajari.
- Jangan gantungkan seluruh hidup dan kebahagiaanmu pada pasangan. Hidup dan kebahagiaanmu adalah tanggung jawab kamu sendiri.
- Jangan minta pasangan untuk mewujudkan impianmu. Impianmu adalah hal yang perlu kamu perjuangkan sendiri. Ia pasti juga punya impiannya sendiri. Berusahalah untuk mewujudkannya sendiri. Jika bisa saling membantu, maka itu adalah nilai plus.
- Jadikan pasangan sahabat terbaikmu. Jalinlah persahabatan dengannya. Ini bisa membantumu membangun rasa saling menghargai.
- Anak adalah tanggung jawab bersama. Sebelum menikah sebaiknya paham dulu ranah tanggung jawab masing-masing secara agama.
- Senantiasa belajar bersama untuk membaikkan karakter masing-masing. Bagaimanapun juga, selama kita masih diberi umur, maka akan selalu ada kesempatan untuk belajar menjadi lebih baik.