Saya bertemu buku ini untuk pertama kalinya dulu saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Kelas berapa ya, saya tidak ingat. Waktu itu saya meminjamnya di perpustakaan sekolah. Yang terkesan dari buku itu saat pertama membaca dulu adalah "Penulis yang terdampar di gurun Sahara bertemu seorang bocah yang disebutnya Pangeran Kecil. Pangeran Kecil datang dari planet lain, menempuh perjalanan dari planet ke planet dan bertemu banyak orang, hingga tiba di Bumi". Judul bukunya saat pertama saya baca dulu adalah "The Little Prince : Pangeran Kecil" terbitan Pustaka Jaya. Dilengkapi dengan ilustrasi yang digambar oleh pengarangnya sendiri, membuat buku ini menarik buat anak SD seperti saya waktu itu.
Yang kedua kalinya, saya membacanya ketika saya masih kuliah, sekitar tahun 2009 karena saya tidak sengaja menemukan buku itu di perpustakaan kampus. Waktu itu saya heran, bagaimana buku cerita anak ini bisa berada di perpustakaannya orang dewasa. Hendak bernostalgia dengan masa kecil saya pun membaca buku itu lagi. Dan setelah membacanya untuk yang kedua kalinya itu, saya pun paham bahwa buku ini sebenarnya lebih cocok dibaca orang dewasa daripada anak-anak. Buku ini lebih condong ke arah buku filosofis, yang menggunakan bahasa perumpamaan untuk menggambarkan kehidupan. Saat itu saya mulai memperhatikan, siapa pengarangnya, yang ternyata bernama Antoine de Saint Exupery, yang berprofesi sebagai seorang pilot. Dan dalam buku ini penulis menceritakan kisahnya saat pesawatnya mendarat darurat di gurun Sahara karena ada masalah dengan mesinnya. Buku ini ternyata terjemahan dari bahasa Perancis dengan judul Le Petit Prince.
Tahun 2023 kemarin saya menemukan buku ini ada di rak sebuah toko buku online. Judulnya sudah berbeda dari yang pertama saya baca dulu, tetapi gambar covernya sama. Memakai judul bahasa Perancis dan terjemahan yang agak berbeda, "Le Petit Prince: Pangeran Cilik". Dan karena merasa mempunyai kenangan baik dengan buku ini, saya pun ingin memilikinya. Terbelilah buku itu dan saya pun membacanya untuk yang ketiga kalinya. Saat itu, saya memahami buku ini dengan cara yang berbeda pula dari saat saya masih kuliah dulu. Saya terkesan dengan bagaimana Pangeran Cilik rutin mencabuti tunas pohon baobab di planetnya. Karena jika sampai lalai, pohon baobab ini bisa menghancurkan planetnya yang hanya sebesar rumah.
Yang keempat kalinya, saya membaca buku ini di bulan Juli 2024. Karena menggunakan gaya bercerita yang penuh perumpamaan, mungkin tiap orang bisa memiliki interpretasinya masing-masing mengenai isi ceritanya. Dikisahkan bahwa Pangeran Cilik meninggalkan planetnya karena tidak tahan atau merasa tersiksa dengan sikap sekuntum mawar. Pangeran Cilik menempuh perjalanan melalui berbagai planet, bertemu dengan penghuni planet yang memiliki keanehan masing-masing, hingga akhirnya tiba di Bumi. Saat di Bumi inilah dia memperolah banyak pelajaran dari penduduk-penduduk Bumi yang ia temui. Dan ia merasa menyesal telah meninggalkan mawarnya sendirian. Setelah setahun berkelana, akhirnya dia bisa menemukan jalan kembali lagi ke planetnya.
Kesan saya saat membaca buku ini untuk keempat kalinya adalah, Pangeran Cilik ini merupakan sebuah kisah cinta. Saya suka detail cerita bagaimana Pangeran Cilik bertemu untuk pertama kalinya dengan sekuntum bunga dengan kelopak yang tidak tunggal dan ada empat duri kecil di tangkainya, dan bagaimana bunga itu begitu angkuh minta dilayani ini itu oleh Pangeran Cilik hingga membuat Pangeran Cilik merasa lelah. Diceritakan pula bahwa bunga ini banyak bicara, bahkan tanpa ditanya pun bunga akan bercerita banyak hal.
Sebagai pembaca, awalnya saya kurang paham mengapa Pangeran Cilik memutuskan meninggalkan planetnya dan menempuh perjalanan panjang dari planet ke planet. Hingga ketika saya membacanya untuk yang keempat kalinya kemarin, ternyata hal ini dijelaskan dalam percakapan antara Pangeran Cilik dengan seekor ular ketika ia tiba di Bumi. Ular bertanya, kenapa ia meninggalkan planetnya, dan Pangeran Cilik menjawab bahwa ia memiliki masalah dengan sekuntum bunga.
Pangeran Cilik bertemu banyak bunga mawar di Bumi, akan tetapi tidak satupun yang ia rasa serupa dengan mawarnya di planetnya. Dan ia memperoleh pelajaran dari seekor rubah bahwa "waktu yang telah kamu habiskan bersama mawarmulah yang membuatnya begitu penting". Ini menceritakan tentang bagaimana kemelekatan emosional terbentuk.
Part tersedih adalah ketika penulis harus berpisah dengan Pangeran Cilik, ketika ia kembali ke planetnya. Bagaimana kemelekatan emosional yang telah terjalin antara penulis dan Pangeran Cilik, membuatnya begitu sedih ketika ditinggal pergi. Dan hal ini pun saya rasakan sebagai pembaca, merasa sedih ketika Pangeran Cilik pergi.
Belakangan saya tahu bahwa buku Le Petit Prince ini telah diterjemahkan ke lebih dari 230 bahasa. Menarik sekali bagaimana buku dengan isi yang sebenarnya berat ini disajikan dengan sudut pandang seorang anak kecil yang polos. Banyak yang menganggap bahwa Pangeran Cilik ini menceritakan kisah hidup penulisnya. Dan ada part sedih ketika membaca biografi penulisnya, yang ternyata dinyatakan menghilang dalam Perang Dunia II tahun 1944, setahun setelah buku ini diterbitkan di tahun 1943. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini, membuatnya sangat layak dimiliki para pecinta buku dan sastra.
Judul Buku : Le Petit Prince (Pangeran Cilik)
Penulis : Antoine de Saint-Exupery
Penerjemah : Henri Chambert-Loir
Penerbit : Gramedia, 2011
Cetakan ke-29 : Juni 2023
Jumlah halaman : 120 halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar