Kamis, 07 November 2024

wedding anniversary ke-12

Duabelas tahun menjalani kehidupan rumah tangga. Duabelas tahun belajar hidup bersama seseorang yang awalnya asing. Mengenalnya, keluarganya, kebiasaannya, kebaikannya, dan keburukannya. Ia pun akhirnya mengenal seluk beluk keburukanku, meskipun belum semua dia ketahui. Duabelas tahun bukan waktu yang singkat, tapi juga tidak bisa dikatakan lama, hanya sepertiga dari umurku saat ini.

Banyak hal terjadi dalam duabelas tahun itu, membuat kita harus beradaptasi, menyesuaikan diri dengan tiap kondisi. Tahun demi tahun berbagai peristiwa terjadi, mengubah persepsi adalah hal yang biasa dilakoni. Katanya hidup itu mesti dinamis. Bukankah nggak ada yang kekal di dunia ini? Konon yang kekal adalah perubahan itu sendiri. 

Pernah kudengar, ada yang bilang bahwa pernikahan itu ujian terberatnya ada di tahun pertama. Ada juga yang bilang bahwa yang terberat itu di lima tahun pertama, bahkan ada yang bilang ujiannya ada di tiap tahun ganjil. Tetapi kenyataan yang kualami adalah, ujian itu bisa datang kapan saja, dimana saja.

Tiap tahun punya cerita dan ujiannya masing-masing. Level ujiannya pun berbeda-beda. Tuhan memang Maha Tahu berapa level kekuatanku. Kadang aku lulus ujian dengan mudahnya. Kadang aku lulus setelah melalui perjuangan penuh keringat dan airmata. Ada juga ujian yang aku nggak lulus, harus mengulang ujian yang sama, kadang sekali ulang bisa lulus, ada yang harus mengulang berkali-kali. 

Apa kabar cinta setelah duabelas tahun ini? Apakah cinta itu selalu berkobar dengan membaranya seperti ketika bendera relasi pertama kali berkibar? Layaknya energi yang tak dapat dimusnahkan dan hanya bisa berubah bentuk, cintaku pun begitu. Dinamis, kita mendefinisikannya menyesuaikan kebutuhan di tiap ruang dan waktu yang dilalui. Tahun ini jelas definisi cinta kita sudah tak sama dengan definisinya dua belas tahun yang lalu. Bukahkah seharusnya memang begitu?

Dan berikut adalah sekelumit pemahaman yang saya peroleh selama 12 tahun menikah ini.
  1. Pasanganmu bukan malaikat. Dia manusia sepertimu yang sering berbuat salah juga. Pilahlah mana kesalahan yang masih bisa ditolerir, mana yang nggak, dan komunikasikan dengannya.
  2. Jika ingin terbebas dari rasa sakit hati, maka hilangkanlah kemelekatanmu pada pasanganmu. Bagaimana cara saling mencintai tanpa kemelekatan, ini mungkin perlu kamu pelajari.
  3. Jangan gantungkan seluruh hidup dan kebahagiaanmu pada pasangan. Hidup dan kebahagiaanmu adalah tanggung jawab kamu sendiri.
  4. Jangan minta pasangan untuk mewujudkan impianmu. Impianmu adalah hal yang perlu kamu perjuangkan sendiri. Ia pasti juga punya impiannya sendiri. Berusahalah untuk mewujudkannya sendiri. Jika bisa saling membantu, maka itu adalah nilai plus.
  5. Jadikan pasangan sahabat terbaikmu. Jalinlah persahabatan dengannya. Ini bisa membantumu membangun rasa saling menghargai.
  6. Anak adalah tanggung jawab bersama. Sebelum menikah sebaiknya paham dulu ranah tanggung jawab masing-masing secara agama.
  7. Senantiasa belajar bersama untuk membaikkan karakter masing-masing. Bagaimanapun juga, selama kita masih diberi umur, maka akan selalu ada kesempatan untuk belajar menjadi lebih baik.

Rabu, 06 November 2024

cinta

Seharusnya tulisan dengan judul ini dapat disusun menjadi buku tebal berjilid-jilid. Terlalu luas yang bisa dibahas dari cinta. Terlalu dalam yang bisa diselami dari kata cinta. Dan terlalu tinggi apa yang bisa digapai dari cinta. Membahasnya dalam sebuah tulisan blog singkat seperti ini sangatlah tidak cukup. Tapi tak apalah. Aku hanya ingin menuliskan setitik pemikiranku tentang cinta. Bukan pemikiran mungkin, lebih tepatnya hanya sebersit kata dalam benak. 
Cinta tak pernah selesai dibahas. Cinta tak pernah kehabisan sub bab untuk diceritakan. Sepertinya setiap orang punya pendapatnya sendiri tentang cinta. Tak pernah ada definisi terpatok yang disepakati semua orang tentang cinta. Mungkin semua orang tak akan pernah bisa mencapai satu kesepakatan dan satu suara tentang definisi cinta. Kamu bisa membuat definisi cintamu sendiri. Aku juga bisa mendefinisikannya sendiri. 
Ada yang menganggap cinta adalah nafsu belaka. Ada yang mengartikan cinta sebagai memberi. Ada yang mengidentikkan cinta dengan rasa sayang. Ada yang menganggap cinta adalah hasil kerja hormon belaka. Dan mungkin ada ribuan macam definisi panjang tentang cinta. 
Ada yang bilang cinta itu bisa memudar seiring berjalannya waktu. Ada yang bilang menikah itu harus atas dasar cinta. Ada yang bilang tak perlu cinta untuk bisa berumahtangga. Selamanya aku tak akan bisa menilai, mana pendapat yang paling benar, karena tiap orang punya definisi cintanya sendiri. 
Telah banyak cerita, orang yang konon katanya saling jatuh cinta kemudian menikah, rumah tangganya tak bertahan lama. Banyak juga cerita, yang katanya menikah karena perjodohan, tetapi rumahtangganya langgeng sampai maut memisahkan. 
Aku tak akan pernah bisa mengira. Tak akan pernah bisa menduga, mana cinta yang benar, dan mana cinta yang salah. Mana cara yang benar dan mana cara yang salah dalam mencintai. Ada yang mengatakan bahwa mencintai itu adalah sebuah seni. Dan konon katanya dalam seni itu tak ada batasan.
Jadi intinya aku mau ngomong apa? Tak ada inti. Silakan nilai sendiri.

Selasa, 01 Oktober 2024

Buku "Lament" by Reza Rusandi, Meratap dengan Estetis (sebuah resensi)

Judul Buku : Lament
Penulis : Reza Rusandi
Penerbit : Madani Kreatif (Cetakan ke-4, Juli 2024)
Ketebalan : 258 halaman
Ukuran kertas : 11cm x 18cm

Saya tertarik membeli buku ini setelah beberapa kali melihat reels di instagram yang isinya penulis yang sedang membaca kutipan-kutipan dari buku ini. Tadinya saya kira ini buku kumpulan puisi, tetapi ternyata ini lebih ke novel refleksi dengan tema psikologi.

Buku ini dibuka dengan kisah seseorang yang bernama Jashter. Jashter berkali-kali bermimpi didatangi seorang kakek yang memintanya menemuinya di sebuah rumah di tengah hutan. Jashter pun mencari keberadaan orang itu di dunia nyata sesuai dengan petunjuk yang ada di dalam mimpinya, dan akhirnya ketemu. Tetapi ia berkali-kali ditolak oleh kakek tersebut karena dianggap belum siap.

Sampai akhirnya setelah ia siap, orang yang tinggal di rumah di tengah hutan itu memberitahunya bahwa kota tempat tinggalnya dalam bahaya karena Jashter. Lebih tepatnya, karena energi negatif yang dibawa Jashter. Energi negatif ini bisa menimbulkan bencana yang mengancam kota tempat tinggal Jashter. Energi negatif ini berasal dari emosi jiwa Jashter yang tidak pernah dirilis. 

Bagian inti buku ini menceritakan perjalanan perilisan energi negatif dalam jiwa Jashter. Terbagi menjadi empat fase hidup, yaitu loneliness, falling, shame and rejection, dan separation. 

"Lament" sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah "ratapan". Sesuai judulnya, inti buku ini adalah berisi ratapan-ratapan jiwa dari seseorang yang bernama Jashter ini. Ratapan dalam perjalanannya merilis energi negatif dalam jiwanya. Penulis mengungkapkan ratapan Jashter dalam bahasa yang menurut saya mudah dipahami, mengena, namun tetap estetis. Ratapan-ratapan Jashter ini menurut saya mewakili ratapan-ratapan yang mungkin terjadi dalam jiwa para pembaca. Sebab hampir setiap orang mengalami setidaknya salah satu fase dari keempat fase tadi. Loneliness, Falling, Shame and Rejection, atau Separation. Tiap fase ada ratapannya masing-masing, yang mungkin tiap orang akan mengalami salah satunya.

Ada satu hal yang menarik dari buku ini, bahwa di dalamnya penulis tidak menggunakan huruf kapital. Awal kalimat dan nama orang, semua menggunakan huruf kecil. Saya tidak tahu apa maksud penulis mendobrak tata kepenulisan dalam hal penggunaan huruf kapital ini. 

Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk merampungkan membaca buku yang tergolong ukuran kecil ini, karena hampir tiap halaman ratapannya serasa membangkitkan jiwa saya yang jadi ingin meratap juga. 🤣


Setelah membaca buku ini saya jadi makin aware tentang pentingnya merilis energi negatif kita secara berkala, untuk menjaga kewarasan diri dalam menjalani hidup, dan agar energi negatif kita tidak melukai orang lain.

Sangat recommended untuk dibaca, klik link berikut untuk membelinya : beli buku Lament.

Selamat membaca.

Sabtu, 14 September 2024

Lirik Lagu "The Emptiness Machine" by Linkin Park


Saya termasuk generasi yang tumbuh 
dewasa ditemani lagu-lagu Linkin Park. Sedih banget rasanya ketika pada tahun 2017 lalu Chester Bennington, vokalis band ini, ended his own life. Saya benar-benar shock waktu itu. Tak pernah terbayangkan sosok penyanyi favorit saya akan mengakhiri hidupnya seperti itu. Saya yakin band Linkin Park amat sangat berduka dan kehilangan, sampai akhirnya baru tahun ini, 2024, 7 tahun setelah meninggalnya Chester, mereka baru kembali ke panggung.

Ya, mereka kembali dengan vokalis yang baru, yaitu Emily Armstrong, dan juga drummer baru, Colin Brittain. Bahagia banget dong saya menyambut mereka kembali, meskipun hanya bisa menyaksikan konser mereka lewat livestreaming youtube 🤣. Lagu terbaru mereka berjudul The Emptiness Machine. Artinya mungkin "mesin kekosongan". Lagu ini benar-benar khas Linkin Park banget. Kalau dilihat dari liriknya, lagu ini juga masih bertema tentang pencarian jati diri dan pengenalan emosi jiwa, seperti kebanyakan lagu-lagu Linkin Park yang lain. 

Beginilah liriknya.

The Emptiness Machine

Your blades are sharpened with precision
Flashing your favorite point of view
I know you’re waiting in the distance
Just like you always do
Just like you always do

Already pulling me in
Already under my skin
And I know exactly how this ends, I

Let you cut me open just to watch me bleed
Gave up who I am for who you wanted me to be
Don't know why I'm hopin' for what I won't receive
Fallin' for the promise of the emptiness machine
The emptiness machine

Goin' around like a revolver
It's been decided how we lose
'Cause there's a fire under the altar
I keep on lyin' to, I keep on lyin' to

I only wanted to be part of something
I only wanted to be part of, part of
I only wanted to be part of something
I only wanted to be part of, part of
I only wanted to be part of something
I only wanted to be part

I let you cut me open just to watch me bleed
Gave up who I am for who you wanted me to be
Don't know why I'm hopin', so fuckin' naive
Fallin' for the promise of the emptiness machine
The emptiness machine

(I only wanted to be part of something)
The emptiness machine, oh
(I only wanted to be part of)
The emptiness machine

----

Klik link berikut untuk melihat video klipnya:

Bagaimana menurut kalian lagu terbaru Linkin Park ini? Ada yang ngefans juga seperti saya?

Sabtu, 17 Agustus 2024

sekelumit kisah mengais validasi

Gimana ya? Bingung mau mulai darimana. Mungkin dari sini kali ya. Sekarang media sosial itu sudah sangat bermacam ragamnya ya ternyata. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah Facebook yang bisa dibilang multitalenta, semua bisa dan semua ada. Ada Instagram, yang lebih menonjolkan segi visual. Ada WhatsApp dan Telegram yang spesialisasinya di bidang obrolan. Ada X dan Threads yang ciri khas postingannya mayoritas berbentuk opini tertulis. Selain itu masih banyak media sosial lain yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
Media sosial sudah menjadi salah satu sarana yang lumrah digunakan oleh khalayak untuk berinteraksi sosial dengan sesama pengguna media tersebut. Bahkan, seolah sudah menjadi kebutuhan pokok manusia selama lebih dari 1 dekade ini. Beraneka ragam media sosial itu sebagaimana beragamnya cara manusia dalam mengekspresikan dirinya.

Serasa sudah tidak ada batas bagi kebebasan manusia untuk berekspresi. Pernah timbul banyak masalah hukum karena hal ini. Hadirlah UU ITE yang cukup membantu masyarakat Indonesia membatasi dirinya sendiri dalam mengekspresikan gagasan atau membagikan informasi di media elektronik terutama media sosial. Kita pun mengusahakan postingan kita tidak menimbulkan kerugian bagi diri kita dan orang lain, baik secara material maupun spiritual. Secara perlahan manusia belajar beretika dalam bermedia sosial. Meski sampai detik ini, permasalahan yang timbul darinya masih sangat beragam, tapi setidaknya kita mau berusaha membatasi diri kita, bermedia dengan mengindahkan  etika.

Apa sebenarnya yang mau aku omongin? Kenapa jadi muter-muter seperti ini. 😂 Bingung sendiri jadinya. Mohon maaf.

Baiklah. Manusia adalah makhluk sosial. Interaksi sosial sudah menjadi kebutuhan dasar yang tidak dapat ia hindari sepenuhnya. Mau tidak mau, manusia akan tetap berinteraksi dengan orang lain. Saya belum pernah mendengar ada orang yang bisa hidup sendirian, hanya dengan dirinya sendiri, sejak lahir sampai dewasa dan meninggal. Sepertinya tidak mungkin. Bahkan yang melahirkannya juga seorang ibu kan? Bukan lahir dari dirinya sendiri. Adanya interaksi sosial ini memunculkan berbagai kebutuhan lain, salah satunya adalah validasi sosial. 

Apa itu validasi sosial? Semacam pengakuan dari orang lain tentang sesuatu pada diri kita bahwa hal itu memang benar dan layak terjadi pada diri kita. Sesuatu itu bisa berupa pemikiran, perasaan, tindakan, pencapaian, dan lain sebagainya. Tidak bisa dipungkiri, sesekali manusia membutuhkan validasi sosial. Para pengembang media sosial benar-benar paham mengenai kebutuhan ini, dan meraup banyak keuntungan darinya.

Berdasarkan kebutuhan akan validasi sosial ini, mungkin hidup manusia di dunia ini bisa kita golongkan ke dalam 4 fase, yaitu:
1. Fase belum butuh validasi sosial.
2. Fase haus validasi sosial.
3. Fase sesekali butuh validasi sosial.
4. Fase udah nggak butuh validasi sosial.

Saya pikir sepertinya tiap manusia pasti melewati fase-fase itu. Kita nggak bisa memakai patokan umur untuk mendefinisikan batasan fase-fase ini. Bisa jadi ada yang baru umur 20 tapi sudah di fase nggak butuh validasi lagi. Bisa jadi sudah umur 40an tapi masih di fase haus validasi. Tiap manusia memiliki fasenya masing-masing, dan ini bukan tentang umur.

Fase belum butuh validasi biasanya dialami manusia ketika dia sedang berada di proses berjuang meraih suatu pencapaian. Fase haus validasi biasanya dialami ketika dia baru saja berhasil meraih suatu pencapaian. Semakin lama dia berada di posisinya dan makin banyak pencapaian yang dia raih, makin berkurang kebutuhan validasi sosialnya, hingga akhirnya dia akan sampai di tahap nggak butuh validasi lagi.

Ada masanya kita akan haus validasi. Ada masanya kita akan nggak butuh validasi lagi. Tapi nggak semua manusia berhasil mencapai tahap itu. Mungkin ada yang sampai menjelang akhir hidupnya pun masih berusaha mengais validasi. 



Kamis, 01 Agustus 2024

Minggu Pertama di Kelas X SMA, Matematika Fase E Kurikulum Nasional

Baiklah, sekarang saya akan berbagi sedikit cerita tentang pengalaman saya mengajar di kelas X pada minggu pertama setelah MPLS. 

Berdasarkan Capaian Pembelajaran Matematika SMA Fase E yang ditetapkan Kemendikbud, serta hasil musyawarah guru mata pelajaran di sekolah, dapat saya simpulkan keseluruhan topik yang akan dipelajari di kelas X ini dalam satu tahun adalah sebagai berikut.

  1. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
  2. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV)
  3. Persamaan dan Fungsi Kuadrat
  4. Eksponen, Logaritma, dan Bentuk Akar
  5. Trigonometri Dasar
  6. Barisan dan Deret
  7. Statistika Dasar
  8. Peluang
Cukup banyak materinya. Apalagi kelas X ini ada kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebanyak tiga tema, dimana tiap temanya bisa memakan waktu sedikitnya dua minggu. Saya agak pesimis sebenarnya, apakah bisa menyelesaikan semua topik itu dalam satu tahun. 

Topik pertama yang akan saya sampaikan adalah SPLTV. Saya memilih materi ini dengan asumsi bahwa anak-anak sudah pernah belajar Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) saat di SMP sehingga saya tinggal menambah variabelnya saja. Mungkin tidak akan terasa sulit.

Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran saya awali dengan perkenalan, kemudian menyepakati keyakinan kelas. Setelah itu saya menyampaikan apa saja topik-topik yang akan dipelajari dalam satu tahun dan targetnya tiap semester. Sebelum memasuki materi SPLTV, saya mengingatkan siswa mengenai SPLDV, dan melakukan tes diagnostik. Dan saya mendapati bahwa sebagian siswa belum lancar dalam beberapa hal yang menjadi prasyarat dalam topik SPLTV ini, yaitu meliputi:
  1. Operasi aljabar bilangan bulat (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan  pembagian yang melibatkan bilangan bulat positif dan negatif)
  2. Operasi aljabar pada bentuk aljabar
  3. Persamaan linear satu variabel
  4. Sistem persamaan linear dua variabel
Mau tidak mau saya harus melatih keempat kemampuan itu dulu sebelum masuk ke SPLTV. Sehingga dalam pertemuan kedua, saya memberi anak-anak kelas X latihan soal untuk mengasah kemampuan keempat hal tadi. Meski mengulang materi SD dan SMP, saya amati anak-anak tidak merasa tersinggung dengan soal latihan yang saya berikan tersebut. Mereka tampak antusias mengerjakan soal latihan itu, dan ini merupakan langkah awal yang baik menurut saya, menunjukkan bahwa anak-anak punya keinginan untuk bisa.

Itu saja yang bisa saya bagikan kali ini. Wish me luck ya.

Rabu, 24 Juli 2024

Menyajikan Aturan Sinus (Refleksi Mengajar Hari Pertama di Tahun Ajaran Baru)

Baiklah, di sini saya cuma ingin bercerita saja, bagaimana pengalaman saya dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran di kelas saya pada pertemuan pertama mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut Fase F kelas XI. Sekolah kami mengacu pada Kurikulum Nasional.

Mata Pelajaran Matematika Tingkat Lanjut Fase F kelas XI di kelasku kuawali dengan materi Aturan Sinus. Karena pertama kali bertemu, maka kegiatan pembelajaran dimulai dengan perkenalan dan menyepakati keyakinan kelas. Setelah dirasa cukup, saya menjelaskan materi apa saja yang akan murid-murid saya pelajari di mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut kelas XI ini selama setahun dan target per semesternya.

Sebelum masuk ke materi, saya memfasilitasi murid untuk mengingat kembali materi Trigonometri yang sudah mereka pelajari di kelas X. Saya mengingatkan seperlunya saja, yaitu meliputi:

  1. Perbandingan Trigonometri pada segitiga siku-siku.
  2. Nilai perbandingan Trigonometri sudut-sudut istimewa
  3. Relasi sudut untuk menentukan nilai perbandingan trigonometri di berbagai kuadran.
  4. Contoh soal terapan pada segitiga siku-siku.
Murid-murid menuliskan di buku catatannya apa-apa saja poin penting dari kegiatan mengingat kembali tersebut.

Sebagai guru saya berusaha memfasilitasi dengan sebaik yang saya bisa agar murid-murid saya bisa memahami materi yang dipelajarinya. Saya mencoba mengaitkan materi Aturan Sinus ini dengan pemahaman yang sudah mereka miliki di kelas X.
Awalnya murid-murid saya beri soal sederhana seperti ini:



Mereka kemudian berusaha menyelesaikannya dengan menggunakan perbandingan trigonometri yang sudah mereka ketahui di kelas X. Penyelesaiannya seperti ini:


Kemudian, untuk menghubungkannya dengan Aturan Sinus, saya memberi soal yang setingkat lebih tinggi sebagai pengantar ke Aturan Sinus seperti ini.


Saya meminta para murid untuk menyelesaikannya menggunakan cara yang sudah mereka ketahui di kelas X, yaitu dengan membuat garis bantu. Dan soal tersebut dapat diselesaikan dengan dua langkah seperti ini.


Saya kemudian menyampaikan kepada para murid, bahwa soal tersebut dapat diselesaikan dengan satu langkah saja. Para murid tampak antusias bertanya-tanya cara apa yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut dalam satu langkah. Saya pun menyampaikan bahwa cara yang bisa dipakai adalah Aturan Sinus. Mereka nampak penasaran, seperti apa itu Aturan Sinus. Kemudian saya memfasilitasi mereka untuk menemukan rumus Aturan Sinus tersebut. 
Saya menggunakan cara seperti ini:


Sehingga, dengan menggunakan rumus ini, siswa dapat menyelesaikan soal tadi dalam satu langkah, yaitu:

Setelah itu, saya meminta para murid untuk mencoba membuktikan bagian lainnya dari aturan sinus, yaitu:

 dan 

Sehingga berdasarkan rumus-rumus yang mereka temukan tersebut dapat disimpulkan rumus secara umum, sebagai berikut.

Untuk sebarang segitiga ABC, dimana panjang AB = c,  panjang AC = b, dan panjang BC = a, berlaku rumus sebagai berikut:

Rumus tersebut disebut sebagai Aturan Sinus.

Karena waktu telah habis, maka kegiatan latihan soal saya berikan pada pertemuan berikutnya. Saya berusaha tidak memberi pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah karena para murid pulangnya saja sudah sore, jam 15.30. Waktu di rumah harapannya dapat digunakan untuk berisirahat dan berinteraksi dengan keluarga.
Demikianlah pembelajaran saya pada pertemuan pertama, yang saya rasa diikuti siswa dengan cukup antusias. Kekurangan yang saya rasakan pada pertemuan ini adalah, banyak siswa yang ijin tidak mengikuti pembelajaran karena menjadi panitia MPLS. Sehingga saya kemungkinan harus memberi tambahan penjelasan untuk siswa yang tidak mengikuti pembelajaran ini.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa baru pertemuan pertama langsung masuk materi. Salah satu alasan saya adalah karena banyaknya materi yang harus saya sampaikan dan waktu yang terbatas. Sehingga saya berusaha memanfaatkan waktu belajar di kelas seefektif mungkin agar target materi semester ini dapat tercapai. 

Wish me luck ya.

Kamis, 18 Juli 2024

Kahlil Gibran: Sayap-Sayap Patah (Book Review)





Judul Buku : Sayap-Sayap Patah

Penulis : Kahlil Gibran

Penerjemah : Sapardi Djoko Damono

Penerbit : Bentang Pustaka, 2021 (Cetakan ke-4, 2022)

Ketebalan : 127 halaman


Ketika mengetahui siapa pengarang dan penerjemahnya, rasanya langsung tertarik untuk membeli buku ini. Siapa yang belum pernah mendengar nama Kahlil Gibran, dan Sapardi Djoko Damono. Dua-duanya adalah sastrawan yang namanya sudah tidak asing di telinga para penikmat sastra. 

Sayap-Sayap Patah ini adalah terjemahan dari buku dengan judul The Broken Wings karya Kahlil Gibran terbitan Bantam Book, New York, pada tahun 1968. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa Arab dengan judul Al-Ajnihah al-mutakassirah, dan terbit pertama kali pada tahun 1922, serta termasuk salah satu karya Kahlil Gibran yang best seller.

Buku ini mengisahkan cerita cinta antara dua orang insan yang mana takdir tidak mengijinkan mereka untuk bersama. Ditulis dengan sudut pandang penulis pertama yang adalah tokoh pria dalam kisah cinta itu. Dalam cerita Romeo-Juliet, kedua tokoh utamanya meninggal. Sementara dalam Sayap-Sayap Patah ini, tokoh pria tidak meninggal. Dan buku ini adalah penjabaran cerita dari sudut pandang pria tersebut. 

Di bagian awal ceritanya penulis menuliskan sebagai berikut.

Oh, sahabat-sahabat masa mudaku yang tersebar di Kota Beirut, jika kalian melewati makam di dekat hutan pinus, masuklah tanpa bersuara dan berjalanlah perlahan sehingga langkah kalian tidak akan mengganggu tidur orang mati, dan berhentilah dengan rendah hati di pusara Selma dan sapulah tanah yang menutupi jasadnya dan sebut namaku dalam tarikan napas yang dalam dan katakan kepada diri kalian sendiri, "Di sini, semua harapan Gibran, yang hidup sebagai tawanan cinta melampaui lautan, dikuburkan. 

Tepat di sini laki-laki itu kehilangan kebahagiaan, mengering air matanya, dan tak ingat lagi pada senyumnya."

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa nama tokoh pria dalam kisah tersebut adalah Gibran, yaitu nama penulis sendiri. Pembaca mungkin berasumsi bahwa Sayap-Sayap Patah ini adalah sepenggal kisah hidup Kahlil Gibran. Saya pun berasumsi demikian. Tapi dalam buku tersebut tak ada yang menjelaskan bahwa ini adalah kisah pribadi penulis.

Saya butuh waktu cukup lama membaca buku yang hanya setebal 127 halaman dengan ukuran kertas A6 ini. Salah satunya mungkin karena Kahlil Gibran menggunakan gaya bercerita yang metaforis. Gibran menggunakan banyak perumpamaan dalam buku ini, yang mungkin bagi sebagian pembaca abad ke-21 seperti saya, akan menimbulkan kesan 'mendayu-dayu'. 

Terlepas dari kesederhanaan tema cinta yang diangkat dalam cerita ini, sebenarnya di dalamnya terdapat konflik yang kompleks. Diceritakan bahwa Selma adalah anak seorang yang terpandang dan dijodohkan dengan keponakan seorang Uskup. Meskipun Selma hanya mencintai Gibran namun ia tetap menerima perjodohan tersebut. Dalam pengantar penerjemah, Sapardi mengungkapkan,

Cinta adalah tema utama dalam kisah ini, tetapi Gibran juga menyelipkan berbagai masalah yang berkaitan dengan nasib perempuan, penindasan, ketidakadilan, dan korupsi yang terjadi di Lebanon. Dan, dalam kisah ini semua itu bersumber pada penguasa agama, yakni Uskup.

Gibran juga mengisahkan dengan panjang lebar mengenai hubungan yang tetap dijalinnya dengan Selma setelah pernikahan Selma. Hubungan ini bisa dikategorikan sebagai hubungan gelap karena Selma sudah memiliki suami. Hal ini mungkin bertentangan dengan norma yang dipegang masyarakat mengenai hubungan antara pria dan wanita. Tetapi pembaca mungkin akan memiliki opininya masing-masing mengenai kelayakan hubungan ini berdasarkan alasan yang ada.

Bagi saya, Sayap-Sayap Patah ini merupakan sebuah kisah cinta yang mengiris hati. Ada beberapa bagian yang membuat saya menitikkan air mata, dan membuka mata saya mengenai rumitnya kehidupan Selma, yang mungkin mewakili kehidupan wanita pada jamannya. Harus menjalani hidup bersama pria yang tidak dicintainya saja sudah membuatnya sangat menderita. Masih ditambah harus kehilangan ayahnya, bayinya, dan juga nyawanya sendiri. Dan Gibran, tokoh "aku" yang mencintai Selma dalam cerita itu harus menyaksikan semua itu tanpa daya untuk berbuat apa pun.

Gibran mengisahkan cerita ini dengan apik dan mampu membuat pembaca mengerti ketulusan cinta antara Gibran dan Selma.




Selasa, 02 Juli 2024

Membaca Buku Le Petit Prince Untuk Ke-4 Kalinya (semacam resensi buku)

Ada yang pernah seperti ini? Membaca sebuah buku berulang kali tanpa rasa bosan?

Saya bertemu buku ini untuk pertama kalinya dulu saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Kelas berapa ya, saya tidak ingat. Waktu itu saya meminjamnya di perpustakaan sekolah. Yang terkesan dari buku itu saat pertama membaca dulu adalah "Penulis yang terdampar di gurun Sahara bertemu seorang bocah yang disebutnya Pangeran Kecil. Pangeran Kecil datang dari planet lain, menempuh perjalanan dari planet ke planet dan bertemu banyak orang, hingga tiba di Bumi". Judul bukunya saat pertama saya baca dulu adalah "The Little Prince : Pangeran Kecil" terbitan Pustaka Jaya. Dilengkapi dengan ilustrasi yang digambar oleh pengarangnya sendiri, membuat buku ini menarik buat anak SD seperti saya waktu itu.

Yang kedua kalinya, saya membacanya ketika saya masih kuliah, sekitar tahun 2009 karena saya tidak sengaja menemukan buku itu di perpustakaan kampus. Waktu itu saya heran, bagaimana buku cerita anak ini bisa berada di perpustakaannya orang dewasa. Hendak bernostalgia dengan masa kecil saya pun membaca buku itu lagi. Dan setelah membacanya untuk yang kedua kalinya itu, saya pun paham bahwa buku ini sebenarnya lebih cocok dibaca orang dewasa daripada anak-anak. Buku ini lebih condong ke arah buku filosofis, yang menggunakan bahasa perumpamaan untuk menggambarkan kehidupan. Saat itu saya mulai memperhatikan, siapa pengarangnya, yang ternyata bernama Antoine de Saint Exupery, yang berprofesi sebagai seorang pilot. Dan dalam buku ini penulis menceritakan kisahnya saat pesawatnya mendarat darurat di gurun Sahara karena ada masalah dengan mesinnya. Buku ini ternyata terjemahan dari bahasa Perancis dengan judul Le Petit Prince.

Tahun 2023 kemarin saya menemukan buku ini ada di rak sebuah toko buku online. Judulnya sudah berbeda dari yang pertama saya baca dulu, tetapi gambar covernya sama. Memakai judul bahasa Perancis dan terjemahan yang agak berbeda, "Le Petit Prince: Pangeran Cilik".  Dan karena merasa mempunyai kenangan baik dengan buku ini, saya pun ingin memilikinya. Terbelilah buku itu dan saya pun membacanya untuk yang ketiga kalinya. Saat itu, saya memahami buku ini dengan cara yang berbeda pula dari saat saya masih kuliah dulu. Saya terkesan dengan bagaimana Pangeran Cilik rutin mencabuti tunas pohon baobab di planetnya. Karena jika sampai lalai, pohon baobab ini bisa menghancurkan planetnya yang hanya sebesar rumah. 

Yang keempat kalinya, saya membaca buku ini di bulan Juli 2024. Karena menggunakan gaya bercerita yang penuh perumpamaan, mungkin tiap orang bisa memiliki interpretasinya masing-masing mengenai isi ceritanya. Dikisahkan bahwa Pangeran Cilik meninggalkan planetnya karena tidak tahan atau merasa tersiksa dengan sikap sekuntum mawar. Pangeran Cilik menempuh perjalanan melalui berbagai planet, bertemu dengan penghuni planet yang memiliki keanehan masing-masing, hingga akhirnya tiba di Bumi. Saat di Bumi inilah dia memperolah banyak pelajaran dari penduduk-penduduk Bumi yang ia temui. Dan ia merasa menyesal telah meninggalkan mawarnya sendirian. Setelah setahun berkelana, akhirnya dia bisa menemukan jalan kembali lagi ke planetnya.

Kesan saya saat membaca buku ini untuk keempat kalinya adalah, Pangeran Cilik ini merupakan sebuah kisah cinta. Saya suka detail cerita bagaimana Pangeran Cilik bertemu untuk pertama kalinya dengan sekuntum bunga dengan kelopak yang tidak tunggal dan ada empat duri kecil di tangkainya, dan bagaimana bunga itu begitu angkuh minta dilayani ini itu oleh Pangeran Cilik hingga membuat Pangeran Cilik merasa lelah. Diceritakan pula bahwa bunga ini banyak bicara, bahkan tanpa ditanya pun bunga akan bercerita banyak hal. 

Sebagai pembaca, awalnya saya kurang paham mengapa Pangeran Cilik memutuskan meninggalkan planetnya dan menempuh perjalanan panjang dari planet ke planet. Hingga ketika saya membacanya untuk yang keempat kalinya kemarin, ternyata hal ini dijelaskan dalam percakapan antara Pangeran Cilik dengan seekor ular ketika ia tiba di Bumi. Ular bertanya, kenapa ia meninggalkan planetnya, dan Pangeran Cilik menjawab bahwa ia memiliki masalah dengan sekuntum bunga.

Pangeran Cilik bertemu banyak bunga mawar di Bumi, akan tetapi tidak satupun yang ia rasa serupa dengan mawarnya di planetnya. Dan ia memperoleh pelajaran dari seekor rubah bahwa "waktu yang telah kamu habiskan bersama mawarmulah yang membuatnya begitu penting". Ini menceritakan tentang bagaimana kemelekatan emosional terbentuk. 

Part tersedih adalah ketika penulis harus berpisah dengan Pangeran Cilik, ketika ia kembali ke planetnya. Bagaimana kemelekatan emosional yang telah terjalin antara penulis dan Pangeran Cilik, membuatnya begitu sedih ketika ditinggal pergi. Dan hal ini pun saya rasakan sebagai pembaca, merasa sedih ketika Pangeran Cilik pergi.

Belakangan saya tahu bahwa buku Le Petit Prince ini telah diterjemahkan ke lebih dari 230 bahasa. Menarik sekali bagaimana buku dengan isi yang sebenarnya berat ini disajikan dengan sudut pandang seorang anak kecil yang polos. Banyak yang menganggap bahwa Pangeran Cilik ini menceritakan kisah hidup penulisnya. Dan ada part sedih ketika membaca biografi penulisnya, yang ternyata dinyatakan menghilang dalam Perang Dunia II tahun 1944, setahun setelah buku ini diterbitkan di tahun 1943. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini, membuatnya sangat layak dimiliki para pecinta buku dan sastra.

Judul Buku : Le Petit Prince (Pangeran Cilik)
Penulis : Antoine de Saint-Exupery
Penerjemah : Henri Chambert-Loir
Penerbit : Gramedia, 2011
Cetakan ke-29 : Juni 2023
Jumlah halaman : 120 halaman